Jakarta, CNN Indonesia —
Pria asal Wonogiri, Jawa Tengah menipu order takjil hampir Rp1 miliar dengan mencatut Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo.
Warga berinisial E itu menipu mertua dan temannya sendiri. Sang mertua bernama Supodo mengaku tak menaruh curiga awalnya.
Supodo mengatakan menantunya memesan makanan untuk buka bersama pada Ramadan 2024. Total 800 paket untuk makanan ringan dan nasi kotak dikirim setiap hari selama bulan puasa.
“Saya yakin karena setahu saya E sering keluar masuk Masjid (Sheikh Zayed). Kayaknya dia ada kerja sama,” kata Supodo saat ditemui di Polresta Surakarta, Jumat (19/4).
Kalono selaku kuasa hukum korban menyebut pelaku E menjanjikan korban pembayaran order takjil setiap 10 hari. Sial, korban tak menerima uang sepeser pun hingga Idulfitri 1445 H.
Pelaku bahkan sempat kabur ke Ngawi, Jawa Timur. Namun, kini E sudah diamankan di Mapolres Kota Surakarta.
“Belum ada pembayaran sama sekali. Selama 28 hari. Kerugiannya sekitar Rp960 juta dari dua (menu) katering itu,” klaim Kalono.
“Pas lebaran hari kedua (11 April 2024) itu dia (pelaku E) melarikan diri dan akhirnya ketemu di Ngawi. Sekarang sudah di sini,” imbuhnya sembari menunjuk Kantor Mapolres Kota Surakarta.
Curiga Masjid Zayed Solo soal sedekah hamba Allah
Terpisah, Direktur Masjid Raya Sheikh Zayed Munajat mengaku menaruh curiga dengan 800 paket makanan yang dikirim E. Ia mengatakan pelaku mencatut nama Masjid Raya Sheikh Zayed untuk meyakinkan korban.
Munajat mengaku sempat menolak pengiriman 800 paket tersebut. Ia menegaskan pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed tak pernah merasa memesan dari katering itu.
“Kita curiga nanti jangan-jangan minta bayaran,” tegas Munajat saat dihubungi.
Namun, E mengaku makanan tersebut adalah uang sedekah dari sejumlah orang. Munajat menyebut E juga bersikeras paket nasi kotak dan takjil itu disalurkan lewat Masjid Raya Sheikh Zayed.
“Katanya itu sedekah dari hamba Allah. Ya sudah, namanya sedekah masak kita tolak?” tuturnya.
Munajat menekankan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo punya prosedur ketat untuk menetapkan katering penyedia makanan buka bersama.
Ia menyebut pemilihan harus ditempuh melalui mekanisme lelang terbuka. Para katering yang ikut lelang diharuskan mengirim contoh makanannya terlebih dahulu.
“Nanti kalau sudah terpilih harus ikut pembinaan dulu. Kontraknya pun kita evaluasi setiap tiga hari,” jelasnya.
Ia menegaskan pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed sedang pikir-pikir untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Pasalnya, aksi E mencatut nama Masjid Sheikh Zayed.
Munajat mengatakan mereka juga dirugikan atas tindakan kriminal ini. Ia menyebut nama baik Masjid Raya Sheikh Zayed rusak karena tindakan tak terpuji E.
“Nama kita jadi rusak karena itu. Ini kita baru memikirkan apakah kita mengambil langkah hukum atau tidak. Masih dirembug di pengurus dan kami juga akan minta saran dari sesepuh,” tutup Munajat.
(skt/mik)