Jakarta, CNN Indonesia —
Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD mengungkap kedekatannya dengan Ketua Tim Hukum Prabowo Subianto, Yusril Ihza Mahendra jelang putusan hasil sengketa Pilpres di Mahkamah Konstisusi (MK), Senin (22/4).
Mahfud mengungkap kedekatannya dengan Yusril usai keduanya bertemu diprosesi pengukuhan guru besar HC Hakim Agung Prof Yulius di Undip, Semarang, Sabtu (20/4).
Dalam unggahan di sejumlah akun media sosialnya, Mahfud mengaku telah bersahabat dengan Yusril selama 25 tahun. Dia mengenal Yusril sejak diminta masuk dalam kabinet Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada 1999.
“Kami memang bersahabat sekitar 25 tahun, baik di gerakan pembangunan demokrasi, maupun di jabatan-jabatan politik,” ucap Mahfud di akun Instagram pribadinya.
Pada Maret 2000, dia pernah diminta Yusril sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan (Menkumdang) era Gus Dur, untuk menjadi Hakim Agung. Namun, Mahfud menolak karena usianya kala itu baru 42 tahun.
“Tapi tak jadi karena waktu itu saya baru berusia 42 tahun. Syarat hakim agung saat itu minimal 50 tahun,” kata Mahfud.
Namun, dia kemudian menjadi Menhan di era Gus Dur dan Yusril sebagai Menkumdang. Di era Megawati, Mahfud mengaku juga kembali bersama Yusril.
Yusril, ucap Mahfud, kala itu menjadi Menkum HAM, menggantikan dirinya. Dia lalu masuk ke DPR sebelum kemudian menjadi Ketua Mahkamah Konsitusi (MK).
“Setelah Gus Dur lengser Pak YIM kembali jadi Menteri Kum-HAM menggantikan saya. Selanjutnya saya masuk ke DPR dan dilanjutkan jadi Ketua MK, Anggota Pengarah BPIP, dan Menko Polhukam,” katanya.
Mahfud mengaku dia dan Yusril banyak bersinggungan dan berkaitan dalam aktivitas atau tugas di lapangan. Dia mengaku telah bersahabat sejak lama.
“Jadi, sebagai sahabat dalam 25 tahun ini, saya dan Pak Yusril selalu saling rujuk dalam kasus-kasus hukum dan saling bergantian jabatan dalam politik dan pemerintahan,” ucap Mahfud.
(thr/DAL)